Hebatnya
tuhan dalam merangkai cerita kita.
Aku teringat saat pertama kali kita membicarakan
pasal ‘perasaan’ ? dimana mata kita beradu, begitu bersemangat, dan tak ingin
rasanya untuk berhenti bicara. Dimana kau katakan perasaanmu dan ku katakan perasaanku.
Dan Hei! Betapa bahagianya hatiku dan betapa lebih
berwarnanya hidupku ketika aku tahu saat itu kita memiliki ‘perasaan’ yang sama
Tak butuh waktu lama bagimu untuk membuatku nyaman
denganmu, sikap dan sifatmu yang begitu lihai kau rubah jalan hidupku dan
seakan-akan kamu tidak akan pernah hilang dalam benakku. Dan ya, hal itu
membuat aku berfikir.
"Ya, kaulah yang diberikanNya untukku"
Hingga sebegitunya kau membuatku berharap. Hingga
sebegitunya kau meyakinkanku bahwa kelak kita akan ‘bersama’.
Kau
tau? Aku percaya. Ya, sangat percaya. Dimana saat itu juga kau seakan memaksaku
untuk menjadikan nanamu topik utama dalam pembicaraanku dengan tuhan. Dan
benar, disetiap kata sujud yang kuucap selalu ada tempat buat namamu
disela-sela keluargaku. Hebat bukan.
Tapi disini
aku tidak akan membahas itu, aku hanya ingin bernostalgia tentang cerita cinta
aja.
Dimana tuhan memberikan kita jarak dan waktu bukan
untuk saling berpisah, namun untuk suatu kisah yang lebih indah. Karena yang
terjadi biarlah sudah dan yang akan
terjadi biarlah menjadi misteri. Aku tidak ingin melihat masa depanku
bersamamu, tapi yang aku inginkan hanyalah menjalani pahit-manisnya hidup
bersamamu. Awalnya aku berfikir aku akan selalu berada disampingmu hingga saat
ini, dimana kita sering keluar ke mall meskipun Cuma sekedar beli icekrim,
pergi ke café sampai larut bareng meskipun kita cuma beli 1 cup dan keluar
bareng meskipun cuma sekedar buat fotokopi. Aku berfikir kamu juga
menginginkan hal yang sama denganku,
dimana terkadang minder melihat orang lain berpasangan. Namun, tuhan berhendak
lain. Mungkin ia memberi ruang kepada kita untuk sama-sama belajar untuk saling
memantaskan. Ku harap kau pun sadar akan hal itu sehingga kita dapat sejalan
untuk mendekat kepadaNya sebelum raga kita saling dipersatukan.
Untukmu, yang mungkin agak ragu. Terlihat dari
tingkahmu yang semakin berganti hari tak kunjung ada titik temu, yang mungkin
terjebak masa lalu atau karena tingkah lakuku yang terlalu kaku. Tapi ingatlah
janji kita waktu itu, karena ku yakin masa lalu saja dapat kau ingat apalagi
janji yang sudah kau buat. Aku tau mungkin kamu pernah berfikir kalau
“yang
special akan selalu kalah sama yang selalu ada”
Ya, mungkin ada benarnya pikiranmu. Aku minta maaf
akan hal ini, aku pernah bilang kepadamu kamu bisa tinggalkan aku jika kamu
tidak bahagia denganku. Tapi dalam pikiranku tak ada yang patut
dipermasalahkan. Semua ini jalan dari yang diatas untuk kita. Dikala tuhan
memberi jarak kepada kita. Disinilah aku ditempa untuk menjadi dewasa. Agar aku
lebih bijak dalam menyikapi sebuah
kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa
menyergapi, Ujian demi ujian insyaallah membuatku semakin tangguh, hingga saat
(nanti) kita bersama, kau bangga telah memiliki aku dihatimu dan menemani
harimu. Tak perlu takut saat kau sedang berada dalah kesedihan (nanti) karena aku
tak akan sedikitpun meninggalkanmu asalkan kau tak meninggalkanku juga sampai
maut memisahkan kita
“Bagaimanapun juga kau adalah
wanita terbaikku Tak tergantikan tak lekang oleh
waktu Ku tahu umurku tak setua fosil Tapi
sisa hidupku akan kujalani bersamamu”
Hingga
detik ini aku tidak pernah berhenti mendoakan peristiwa pertemuan kita, aku
tidak pernah mempermasalahkan jarak antara kita jauh atau dekat, lebih muda
atau tua, mapan atau sedang mencoba mapan. Bagiku kamu adalah kamu, yang akan
melengkapi hidup ku nanti. Jika kamu tidak keberatan , aku hanya ingin seperti
ini, mecintaimu seperti angin, karena hanya dapat kurasakan tanpa pernah aku
sentuh. Dimana setiap hari kupejamkan mata dan tertidur dalam kenyamanan
mencintaimu dengan caraku, tak perlu ada yang tau dan juga tak perlu aku
menggungkapkan kepada seisi dunia meskipun orang lain berfikir bahwa dunia akan
milik berdua dikala bersama, tapi untukku tidak. Bagiku dengan seperti ini pun
semesta sudah mendukung dalam kebahagian kita. Aku hanya dapat berihtiar dan
berusaha dengan sebaik-baiknya dan selebihnya biarkan tuhan yang menetapkan
berjodoh atau tidak.
Karna bagiku
“Mencintai itu bukan dia yang
selalu menemani, tapi
dia yang selalu dihati untuk menjalani sebuah ketetapan yang pasti”
|
kata puitis yang bagus.. sekarang kata-kata puitis sudah sangat jarang ditemui..
ReplyDeleteTerimakasih sudah lebih dari sekedar mengunjungi
ReplyDelete